MARKET ENTRY BARRIERS BAGI PERUSAHAAN KENDARAAN LISTRIK ASING: STUDI KASUS BYD DI INDONESIA

Penulis

  • Didit Sujatmoko Umsida
  • Imelda Dian Rahmawati Umsida

Kata Kunci:

Market Entry Barriers, Kendaraan Listrik, BYD, Regulasi TKDN, Strategi Penetrasi Pasar, Perilaku Konsumen

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hambatan masuk pasar (market entry barriers) yang dihadapi oleh perusahaan kendaraan listrik asing di Indonesia dengan studi kasus BYD, produsen kendaraan listrik asal Tiongkok. Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus, penelitian ini menemukan empat kategori hambatan utama: regulasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), keterbatasan infrastruktur pengisian daya (SPKLU), ketidakpastian kebijakan dan insentif, serta rendahnya adopsi dan kepercayaan konsumen terhadap kendaraan listrik. Strategi BYD dalam mengatasi hambatan ini mencakup investasi dalam pembangunan pabrik lokal, peluncuran produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar domestik, dan kolaborasi dengan pemerintah serta PLN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan penetrasi pasar tidak hanya ditentukan oleh keunggulan teknologi produk, tetapi juga oleh kemampuan perusahaan dalam menavigasi kompleksitas regulasi dan memahami perilaku konsumen lokal. Studi ini memberikan kontribusi praktis bagi pembuat kebijakan dan pelaku industri dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang lebih inklusif dan kompetitif di Indonesia.

This study aims to identify and analyze the market entry barriers faced by foreign electric vehicle (EV) companies in Indonesia, using BYD, a Chinese EV manufacturer, as a case study. Employing a qualitative approach and case study method, this research identifies four key categories of barriers: local content requirement (TKDN) regulations, limited charging infrastructure (SPKLU), policy and incentive uncertainty, and low consumer adoption and trust in EVs. BYD's strategies to overcome these challenges include investing in local manufacturing, launching products tailored to the domestic market, and collaborating with the government and PLN. The findings indicate that successful market entry depends not only on technological product advantages but also on a company's ability to navigate regulatory complexity and understand local consumer behavior. This study offers practical insights for policymakers and industry players in building a more inclusive and competitive EV ecosystem in Indonesia.

Unduhan

Diterbitkan

2025-08-30